PELAYANAN RADIOLOGI
Std. 1. FALSAFAH DAN
TUJUAN.
Instalasi radiologi di rumah sakit memberikan pelayanan Radiodiagnostik
dan pelayanan radioterapi sebaik-baiknya kepada
penderita yang membutuhkan, dengan memperhatikan unsur
bahaya radiasi; perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; serta unsur
“cost-benefit ratio”.
S.1
P.1.
|
Radiologi
dan pelayanan imaging
disesuaikan dengan falsafah dan tujuan yang terkait dengan visi misi rumah sakit.
|
Skor :
|
|
0 = Tidak ada falsafah dan tujuan Instalasi Radiologi.
1 = Ada falsafah dan
tujuan Instalasi Radiologi
yang tidak tertulis
dibuat oleh Kepala Instalasi
Radiologi.
2 = Ada falsafah dan tujuan Instalasi Radiologi yang tertulis, belum mengacu
pada visi, misi rumah sakit. Dibuat oleh Kepala Instalasi
Radiologi.
3 = Ada falsafah dan
tujuan Instalasi Radiologi
yang tertulis, belum
mengacu pada visi misi rumah sakit. Dibuat oleh Kepala Instalasi
Radiologi bersama-sama staf.
4 = Ada falsafah dan tujuan Instalasi Radiologi yang tertulis, mengacu pada
visi, misi rumah sakit yang dibuat oleh Kepala Instalasi Radiologi bersama-sama
staf.
5 = Ada falsafah dan tujuan Instalasi Radiologi yang tertulis, mengacu pada
visi, misi, rumah sakit yang dibuat oleh Kepala Instalasi bersama-sama staf,
diberlakukan oleh Pimpinan Rumah Sakit.
|
|
DO
:
|
-
Pelayanan
Radiologi dan pelayanan imaging secara spesifik adalah pelayanan penunjang untuk
mendukung pelayanan rutin dan pelayanan gawat darurat sesuai dengan fasilitas
yang tersedia.
- Falsafah Instalasi Radiologi dapat mengacu pada falsafah dan tujuan
sesuai yang tercantum dalam standar I ini.
|
|
CP
:
|
* D : - Dokumen falsafah dan tujuan yang sudah
diberlakukan.
- Visi misi rumah
sakit
*
O :
Instalasi Radiologi.
* W : 1. Kepala Instalasi/ unit
Radiologi / Ketua SMF Radiologi.
2.
Staf Instalasi/unit Radiologi.
|
|
Skor
:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
S.1
P.2.
|
Pelayanan
Radiologi dilaksanakan sesuai dengan Standar Pelayanan Rumah Sakit yang
ditetapkan Departemen Kesehatan dan standar profesi disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran.
|
Skor :
|
|
0 = Tidak ada Standar Pelayanan Radiologi.
1 = Ada Standar Pelayanan Radiologi tertulis sesuai standar yang ditetapkan
Departemen Kesehatan, belum ada standar profesi tertulis.
2 = Ada Standar Pelayanan Radiologi tertulis yang sesuai dengan yang
ditetapkan Departemen Kesehatan dan
standar profesi buatan Ikatan Profesi, belum ada standar buatan SMF
Radiologi dan SK pemberlakuan dari Direktur Rumah Sakit.
3 = Ada Standar Pelayanan Radiologi tertulis yang sesuai dengan yang
ditetapkan Departemen Kesehatan dan standar profesi buatan Ikatan Profesi dengan
SK pemberlakuan dari Direktur, belum ada standar sendiri buatan SMF
Radiologi.
4 = Ada Standar Pelayanan Radiologi tertulis yang sesuai dengan yang
ditetapkan Departemen Kesehatan dan standar profesi buatan Ikatan Profesi,
standar buatan sendiri dengan SK pemberlakuan dari
Direktur.
5 = Ada Standar Pelayanan Radiologi tertulis yang sesuai dengan yang
ditetapkan Departemen Kesehatan dan standar profesi buatan Ikatan Profesi,
standar buatan sendiri dengan SK pemberlakuan dari Direksi, ada usaha untuk
evaluasi mengikuti perkembangan teknologi
kedokteran.
|
|
DO
:
|
-
Standar
Pelayanan Radiologi.
-
Standar
Profesi oleh Ikatan Profesi.
-
Standar
oleh SMF Rumah Sakit. Apabila ada mengoperasikan alat Multi Slice CT Scan, harus
ada SOP.
-
SK
Direktur.
|
|
CP
:
|
*
D :
Dokumen-dokumen sesuai DO.
*
O :
--
*
W
: 1. Direksi Rumah Sakit.
2.
Ka.
Unit/ Instalasi Radiologi.
3.
Ka.
SMF Radiologi.
4.
Staf
Radiologi.
|
|
Skor
:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan
/ Catatan :
|
S.1.P.3.
|
Instalasi/unit kerja Radiologi memberikan pelayanan rutin rumah sakit
dan pelayanan gawat darurat untuk 24 jam.
|
|
|
|
|
|
Skor
:
|
|
|
0 = Pelayanan Radiologi hanya untuk pelayanan rutin rumah sakit dalam jam
kerja. Pelayanan untuk gawat darurat tidak ada. Petugas on
call
1 = Pelayanan Radiologi untuk pelayanan rutin rumah sakit dan untuk
pelayanan gawat darurat dalam jam kerja dengan petugas on
call.
2 = Pelayanan rutin rumah sakit dan pelayanan gawat darurat hanya dalam jam
kerja dengan petugas on site.
3 = Pelayanan rutin dan pelayanan gawat darurat terbuka 24 jam. Petugas
on call diluar jam kerja. Ekspertise hasil diluar jam kerja bukan oleh spesialis
Radiologi.
4 = Pelayanan rutin dan pelayanan gawat darurat terbuka 24 jam. Petugas
on site. Ekspertise diluar jam kerja bukan oleh spesialis
Radiologi.
5 = Pelayanan rutin dan pelayanan gawat darurat terbuka 24 jam. Petugas on site, ekspertise oleh Spesialis Radiologi diluar jam
kerja.
|
|
|
DO
:
|
Petugas
adalah Radiographer.
|
|
|
CP
:
|
*
D :
1. Jadwal dan absensi
petugas.
2.
Jadwal jaga on call spesialis radiologi .
*
O :
--
*
W
: 1.
Ka. Instalasi Radiologi.
2.
SMF
Radiologi.
3.
Petugas
|
|
|
|
|
|
Skor
:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Std.
2. ADMINISTRASI DAN
PENGELOLAAN.
Instalasi
radiologi harus mempunyai bagan organisasi dan uraian tugas yang jelas bagi
semua staf struktural dan pegawai yang
ada.
S.2 P.1.
|
Struktur organisasi dan uraian tugas yang berlaku di Instalasi/unit
Radiologi menunjukkan peran serta
masing-masing petugas.
|
Skor
:
|
|
0 = Tidak
ada struktur organisasi.
1 = Ada struktur organisasi, tidak lengkap.
2 = Ada struktur organisasi, lengkap, tidak ada uraian tugas
tertulis.
3 = Ada struktur organisasi, lengkap, ada uraian tugas tertulis, tidak
lengkap.
4 = Ada struktur organisasi, uraian tugas lengkap, belum ditetapkan oleh
Pimpinan Rumah Sakit dan pelaksanaan belum baik.
5 = Ada struktur organisasi dengan uraian tugas lengkap, ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit dan pelaksanaan sudah baik.
|
|
DO
:
|
Cukup
jelas.
|
|
CP
:
|
*
D : 1.
Struktur Organisasi.
2. Uraian
tugas.
3. SK pemberlakuan dari
Direksi.
*
O :
--
* W : 1. Ka. Instalasi/ unit kerja Radiologi.
4.
Staf
dan Tata Usaha.
|
|
Skor
:
|
|
|
S.2
P.2.
|
Administrasi instalasi Radiologi harus dikelola dengan baik.
|
Skor
:
|
|
0 = Tidak ada petugas tata usaha khusus dan tidak ada pencatatan jumlah
serta jenis pemeriksaan Radiologi.
1 = Tidak ada petugas tata usaha khusus. Pencatatan jumlah dan jenis
pemeriksaan oleh Radiographer.
2 = Ada petugas tata usaha paruh waktu., jumlah tidak sesuai kebutuhan. Ada
pencatatan jumlah dan jenis pemeriksaan. Hasil pemeriksaan Radiologi tidak ada
arsip tembusan.
3 = Ada petugas tata usaha paruh waktu jumlah sesuai kebutuhan. Ada
pencatatan jumlah dan jenis pemeriksaan. Tidak ada arsip tembusan
hasil pemeriksaan.
4 = Petugas
tata usaha purna waktu, jumlahnya sesuai kebutuhan. Ada pencatatan jumlah dan jenis pemeriksaan. Ada arsip tembusan hasil
pemeriksaan, belum terlaksana dengan baik.
5 = Petugas tata usaha purna waktu, jumlahnya sesuai kebutuhan. Ada
pencatatan jumlah dan jenis pemeriksaan. Arsip tembusan hasil pemeriksaan
terlaksana dengan baik, telah dilakukan evaluasi.
|
|
DO
:
|
Cukup
jelas.
|
|
CP
:
|
* D : 1. Buku register pasien atau data di
computer.
2. Arsip
tembusan hasil pemeriksaan.
3. Standar
/ Pola Ketenagaan
*
O :
Petugas Tata Usaha.
*
W
: Petugas Tata
Usaha.
|
|
|
|
Skor
:
|
|
|
|
|
|
Keterangan / Catatan
:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Std.
3. STAF DAN
PIMPINAN.
Instalasi/ Unit radiologi dipimpin oleh seorang dokter spesialis
radiologi dan dibantu oleh staf yang mampu sehingga tujuan pelayanan bisa
tercapai.
S.3
P.1.
|
Kepala Instalasi/ Unit Kerja Radiologi adalah dokter spesialis
Radiologi.
|
Skor
:
|
|
0 = Instalasi / Unit Kerja Radiologi dipimpin seorang yang bukan tenaga
kesehatan.
1 = Instalasi/ Unit Kerja Radiologi dipimpin oleh seorang tenaga kesehatan
tetapi bukan radiographer.
2 = Instalasi/ Unit Kerja Radiologi dipimpin oleh seorang
radiographer.
3 = Instalasi/ Unit Kerja Radiologi dipimpin oleh seorang Dokter
Umum
4 = Instalasi/ Unit Kerja Radiologi dipimpin oleh dokter spesialis radiologi
paruh waktu.
5 = Instalasi/ Unit Kerja Radiologi dipimpin oleh dokter spesialis radiologi
purna waktu
|
|
DO
:
|
Radiographer adalah lulusan D III pendidikan khusus
Radiografi.
|
|
CP
:
|
* D : 1. SK
pengangkatan Ka. Instalasi/ Unit Kerja.
2. Ijazah Ka. Instalasi / Unit Kerja.
* O : Pelaksanaan.
* W : 1. Ka.
Instalasi/ Unit Kerja
2. Staf.
|
|
|
|
Skor :
|
|
|
S.3.
P.2.
|
Staf
Medik Fungsional Radiologi
Pelaksana
tindak medik radiologi (expertise foto tanpa kontras dan atau pembuatan dan
expertise pemeriksaan radiologi dengan kontras) dilakukan oleh dokter spesialis
radiologi yang mempunyai izin praktek
yang masih berlaku dan sesuai dengan bidang
kemampuannya.
|
|
Skor
:
|
|
0 = Pelaksana tindak medik radiologi dilakukan oleh dokter umum / dokter
spesialis non
radiologi yang belum
mendapat pelatihan
1 = Pelaksana tindak medik radiologi dilakukan oleh dokter umum/dokter
spesialis non
radiologi yang telah mendapat
pelatihan
2 = Pelaksana tindak medik radiologi dilakukan oleh dokter spesialis
radiologi paruh
waktu, jumlah tidak
cukup.
3 = Pelaksana tindak medik radiologi dilakukan oleh dokter spesialis
radiologi paruh
waktu, jumlah
cukup
4 = Pelaksana tindak medik radiologi dilakukan oleh dokter spesialis
radiologi purna
waktu
5 = Pelaksana tindak medik radiologi dilakukan oleh dokter spesialis
radiologi dengan
kemampuan masing-masing
sesuai bidang sub spesialisasi atau kekhususan oleh Ka.
SMF
|
|
DO
:
|
Bidang subspesialisasi antara lain :
- Radiologi anak, neuro radiologi, radiologi intervensional, kedokteran
nuklir
Bidang
kekhususan antara lain :
-
Multi
slice CT
- Helical CT : Adalah CT Scan generasi terbaru dimana tabung
radiasi
berputar 360º
-
MRI :
Adalah Magnetic Resonance Imaging
- Angiografi : Adalah Pesawat Rontgen
khusus untuk pengambilan gambar
Pembuluh
darah :
- peripher
- otak
dan khusus
jantung.
- USG Dopler: Adalah Pesawat USG yang dilengkapi dengan
kemampuan
Visualisasi
Pembuluh darah
- Mammografi : Adalah Pesawat Rontgen khusus untuk
payudara.
-
|
|
Skor :
|
|
|
|
|
|
|
|
S.3
P.3.
|
Staf
Pelaksana Radiographer.
|
Skor :
|
|
0 = Pelaksana adalah tenaga dengan latar belakang bukan tenaga kesehatan
belum pernah mendapat pelatihan formal.
1 = Pelaksana adalah tenaga berlatar belakang bukan tenaga kesehatan namun
pernah mendapat pelatihan khusus teknik Radiographi.
2 = Pelaksana adalah perawat yang pernah mendapat pelatihan khusus teknik
Radiographi.
3 = Pelaksana
adalah Radiographer paruh waktu.
4 = Pelaksana adalah Radiographer purna waktu dengan jumlah yang kurang
memenuhi kebutuhan.
5 = Pelaksana adalah Radiographer purna waktu dengan jumlah yang cukup
memenuhi kebutuhan.
|
|
DO
:
|
Pelatihan
teknik Radiographi termasuk :
- Cara-cara mengambil foto rontgen.
-
Proteksi
radiologi.
-
Cara
mencuci foto.
|
|
CP
:
|
*
D :
1. Pola Ketenagaan
2. Daftar Staf
3. Surat Keterangan pelatihan.
4.
Ijazah
Radiographer.
*
O :
Pelaksanaan.
*
W
: 1.
Ka. Instalasi.
2. Staf.
|
|
|
|
Skor
:
|
|
|
S.3.
P.4.
|
Kepala Instalasi/ Unit Radiologi mengadakan rapat berkala dengan tujuan
untuk meningkatkan pelayanan.
|
Skor
:
|
|
0 = Tidak
pernah ada rapat.
1 = Rapat tidak terjadual dan tidak ada notulen.
2 = Rapat tidak terjadual, notulen ada. Materi rapat belum mencerminkan penyelesaian masalah-masalah di
instalasi/ unit kerja.
3 = Rapat terjadual, notulen ada. Materi rapat belum mencerminkan
penyelesaian masalah di instalasi, dihadiri oleh sebagian kecil staf termasuk
dokter spesialis.
4 = Rapat terjadual, notulen ada. Materi rapat adalah untuk penyelesaian
masalah di instalasi Radiologi, dihadiri oleh sebagian staf dan sebagian para
dokter spesialis.
5 = Rapat terjadual, dihadiri oleh semua staf dan sebagian dokter spesialis, ada notulen dan tindak
lanjut.
|
|
DO
:
|
Sebagian kecil, apabila yang hadir kurang dari 50
%.
Sebagian hadir, apabila lebih dari 50 %.
|
|
CP
:
|
*
D : 1.
Jadual rapat.
2. Notulen.
3. Daftar hadir.
*
O :
--
* W : 1. Ka. Instalasi/ Unit Kerja, Staf.
2. Ka. SMF Radiologi.
|
|
|
|
Skor
:
|
|
|
Std.
4. FASILITAS DAN
PERALATAN.
Ruangan peralatan radiologi imejing mempunyai ketebalan dinding yang
cukup luas dan nyaman agar seluruh pelayanan yang diberikan aman, baik bagi
petugas maupun pasien serta lingkungan.
S.4.P.1.
|
Ruangan pelayanan Radiologi harus memenuhi standar mengenai persyaratan
luas dan proteksi radiasi serta nyaman bagi pasien dan
petugas.
|
Skor
:
|
|
0 = Ruangan tidak memenuhi standar, tidak dilengkapi prasarana penunjang dan
tidak nyaman.
1 = Ruangan tidak memenuhi standar, ada prasarana penunjang, tidak
nyaman.
2 = Ruangan memenuhi persyaratan luas, ada prasarana penunjang, tidak
nyaman. Belum
memenuhi persyaratan proteksi radiasi.
3 = Ruangan memenuhi persyaratan luas dan proteksi radiasi. Ada prasarana
penunjang, belum nyaman.
4 = Ruangan memenuhi standar. Ada prasarana penunjang, cukup nyaman namun
belum dilengkapi pendingin ruangan / pengatur kelembaban.
5 = Ruangan memenuhi persyaratan. Ada prasarana penunjang, nyaman dilengkapi
dengan pendingin ruangan dan sistim komunikasi
(telpon).
|
|
DO
:
|
- Standar Pelayanan radiologi tentang persyaratan luas dan proteksi
radiasi (1993 untuk RS kelas C&D dan 1995 untuk RS kelas A&B).
Ada ijin BATAN sesuai UU no.10 tahun 1997 tentang
Ketenaganukliran.
-
Prasarana
penunjang adalah :
· WC untuk pasien setelah pemeriksaan kandungan/usus/tractus
urinarius
· Tempat cuci tangan dokter / staf.
· Kipas, penyedot udara di kamar gelap.
·
Apron,
sarung tangan Pb.
·
Dalam
persoalan proteksi radiasi termasuk lampu merah tanda bahaya radiasi didepan
pintu kamar periksa.
|
|
|
CP
:
|
*
D :
--
*
O
: Ruangan pemeriksaan, kebersihan
termasuk WC, kamar gelap.
*
W
: 1.
Staf.
2.
Pasien.
|
|
|
Skor
:
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan
/ Catatan :
|
|
|
|
|
|
|
|
S.4
P.2.
|
Instalasi/ Unit Kerja Radiologi mempunyai ruangan-ruangan dengan
fungsi-fungsi tersendiri.
|
|
Skor
:
|
|
0 = Instalasi Radiologi hanya memiliki ruang a.
1 = Instalasi Radiologi memiliki ruang b.
2 = Instalasi Radiologi memiliki ruang c.
3 = Instalasi Radiologi memiliki ruang d.
4 = Instalasi Radiologi memiliki ruang e.
5 = Instalasi Radiologi memiliki
ruang f.
|
|
|
DO
:
|
- Ruang a adalah satu ruang periksa radiologi + kamar
gelap
- Ruang b adalah satu ruang periksa + kamar gelap + ruang Tunggu
pasien
- Ruang c adalah satu ruang periksa+ kamar gelap+ ruang tunggu + ruang petugas
- Ruang d adalah sama seperti c +
ruang administrasi
-
Ruang
e adalah d + ruang
ekspertise
- Ruang f adalah sama seperti e tetapi ada beberapa ruang
periksa.
*
Petugas adalah radiografer
|
|
|
CP
:
|
*
D : denah
* O : Ruangan-ruangan sesuai
Standar Pelayanan Radiologi Depkes
RS kelas C-D (1993)
RS kelas B-A (1995)
W
: Staf & pasien.
|
|
|
|
|
|
Skor
:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
S.4.P.3.
|
Jumlah,
jenis dan kemampuan peralatan radiologi harus sesuai kebutuhan pelayanan rumah
sakit dan dikembangkan mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran.
|
Skor :
|
|
0 = Peralatan
Radiologi tidak mencukupi, tidak terawat sehingga kondisi tidak
optimal.
1 = Peralatan tidak mencukupi, kemampuan kurang, perawatan tidak
teratur.
2 = Peralatan tidak mencukupi, kemampuan kurang, perawatan teratur dan
baik.
3 = Peralatan jumlah dan jenisnya cukup, kemampuan masih kurang, perawatan
teratur.
4 = Peralatan jumlah, jenis dan kemampuannya cukup, perawatan teratur.
Peralatan
belum mengikuti perkembangan teknologi kedokteran.
5 = Peralatan jumlah, jenis dan kemampuannya cukup, perawatan baik.
Peralatan sudah mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran.
|
|
DO
:
|
* Jumlah dan jenis adalah kuantitas peralatan, misalnya
:
- R/F table : Adalah pesawat Rontgen dengan meja periksa yang dapat digunakan untuk
pemeriksan Fluroscopy dan untuk mengambil foto.
- Image intensifier : Adalah bagian dari alat rontgenyang berguna khusus untuk memperjelas
gambar. Dengan alat image intensifer ini (I.I), gambar dilihat di monitor TV
tanpa ruangan harus digelapkan.
-
Bucky Stand : Adalah Alat
dimana kaset film ditempatkan yang berfungsi memperjelas foto thorax. Alat ini
mempunyai komponen seperti kisi – kisi yang bergerak menyaring X Ray yang
energinya rendah.
- Mobile unit : adalah alat rontgen yang
bisa dipindah – pindakan karena ada rodanya.
* Kemampuan adalah kualitas X-Ray,
peralatan, sesuai Standar Pelayanan
*
Mengikuti
teknologi kedokteran, contohnya :
- CT Scan helical, MRI
-
Color USG.
- Digital Radiography atau Digital X -
ray
- Multislice
CT
|
|
|
CP
:
|
*
D :
--
*
O :
Peralatan.
*
W
: --
|
|
|
|
|
Skor
:
|
|
|
|
|
|
|
|
S.4.P.4.
|
Tersedia obat-obatan dan peralatan Basic Life Support untuk mengatasi
keadaan gawat darurat akibat reaksi terhadap bahan
kontras.
|
Skor
:
|
|
0 = Tidak ada obat dan alat.
1 = Ada satu dua macam obat. Tidak tersedia cairan infus, O2 dan
peralatan.
2 = Ada obat-obatan. Tidak tersedia cairan infus, O2 dan
peralatan.
3 = Ada obat dan cairan infus. O2 dan peralatan tidak
tersedia.
4 = Ada obat dan cairan infus.O2 dan Peralatan tersedia belum ada prosedur
pengadaan obat dan alat.
5 = Ada obat, cairan infus, O2 dan peralatan. Ada prosedur pengadaan obat
dan alat
|
|
DO
:
|
*
Obat-obatan
untuk Basic Life Support :
- Adrenalin
- Anti histamin.
- Cortisone.
- Dopamine.
*
Oxygen
*
Peralatan
terdiri atas :
- Alkes : Persediaan peralatan suntik, Wing
Needles.
- Infusion set dan standar
infus.
- Suction.
|
|
CP
:
|
* D : Prosedur pengadaan obat dan
alat.
*
O :
Peralatan.
*
W : -
Ka. Instalasi/ Unit Kerja
- Dokter
Spesialis.
|
|
|
|
Skor
:
|
|
|
|
|
|
|
|
Std.
5. KEBIJAKAN DAN
PROSEDUR.
Agar pelayanan terhadap pasien bisa optimal maka perlu ada prosedur
tertulis yang didasarkan pada pengetahuan dalam bidang radiologi
imejing.
S.5.P.1.
|
Ada
Prosedur tetap (protap) teknis/ SOP persiapan pemeriksaan dan SOP pelayanan
administratip/ SOP Pelayanan RS yang menjadi acuan dari semua staf yang
terkait.
|
|
Skor :
|
|
0 = Tidak
ada prosedur.
1 = Ada
prosedur tidak tertulis.
2 = Ada prosedur hanya bersifat teknis atau administratip dan tidak
diketahui oleh staf rumah sakit yang terkait.
3 = Ada prosedur teknis
dan administratip belum
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit. Belum
diketahui dan dilaksanakan oleh staf rumah sakit terkait.
4 = Ada prosedur
teknis dan administratip yang
telah ditetapkan oleh Direksi
Rumah Sakit namun belum dilaksanakan oleh staf rumah sakit
terkait.
5 = Ada prosedur teknis
dan administratip yang
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dan merupakan bagian
dari standar-standar operasional rumah sakit, diketahui dan dilaksanakan oleh
staf rumah sakit terkait.
|
|
|
DO
:
|
*
Protap
teknis terdiri atas :
1.
Jadwal-jadwal pemeriksaan khusus.
2. Pedoman/protap persiapan pasien untuk pemeriksaan khusus
a.l.:
-
Pemeriksaan
lambung & usus
-
Pemeriksaan
ginjal
-
USG
Abdomen
-
CT
Scan Abdomen
Termasuk keterangan tertulis kepada pasien.
*
Protap
administratip, misalnya :
-
Prosedur
pendaftaran.
-
Prosedur
pembayaran.
-
Prosedur
mengambil hasil pemeriksaan.
- Prosedur penyimpanan dokumen paparan radiasi sesuai SK Menkes dengan
Dirjen PPM & PLP tentang persyaratan lingkungan RS tahun
1994.
*
Staf
rumah sakit terkait :
- Dokter di ruangan.
- Perawat.
|
|
|
CP
:
|
*
D :
Standar-standar – Protap – Pedoman
*
O :
Pemberian keterangan kepada pasien
*
W
: - Staf radiologi
- TU
radiologi
-
Staf
RS di ruang rawat.
|
|
|
Skor
:
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan
/ Catatan :
|
|
|
|
|
|
|
|
|
S.5
P.2.
|
Ada kebijakan tentang pelayanan profesi Radiologi yang didasarkan pada
pengetahuan dalam bidang Radiologi imeging.
|
|
|
|
0 = Tidak ada kebijakan bahwa pemeriksaan Radiologi dan ekspertise harus
oleh seorang yang memiliki kualifikasi dalam profesi
Radiologi.
1 = Ada kebijakan lisan bahwa pemeriksaan Radiologi tanpa kontras oleh
tenaga non kesehatan dan pemeriksaan dengan kontras serta ekspertise oleh dokter
umum.
2 = Ada kebijakan lisan bahwa pemeriksaan Radiologi tanpa kontras oleh
tenaga kesehatan (perawat) yang sudah mendapat pelatihan Radiographi.
Pemeriksaan dengan kontras serta ekspertise oleh dokter umum yang telah mendapat
pelatihan khusus Radiologi.
3 = Ada kebijakan tertulis bahwa pemeriksaan Radiologi tanpa kontras oleh
Radiographer dan pemeriksaan dengan kontras serta ekspertise oleh dokter
spesialis Radiologi paruh waktu.
4 = Ada kebijakan tertulis bahwa pemeriksaan Radiologi tanpa kontras oleh
Radiographer dan pemeriksaan dengan kontras serta ekspertise oleh dokter
spesialis Radiologi purna waktu.
5 = Ada kebijakan tertulis bahwa pemeriksaan Radiologi tanpa kontras oleh
Radiographer dan pemeriksaan dengan kontras serta ekspertise oleh dokter
spesialis purna waktu yang selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
Radiologi imeging.
|
|
DO
:
|
Ekspertise adalah dokumen hasil pemeriksaan
Radiologi.
|
|
|
CP
:
|
* D : Sertifikat, Ijazah pelaksana, Dokter dan
Dokter Spesialis Radiologi.
*
O :
--
*
W
: 1. Ka.
Instalasi.
2. Staf Radiologi.
|
|
|
Skor
:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Std. 6. PENGEMBANGAN STAF
DAN PROGRAM PENDIDIKAN.
Program pendidikan diberikan kepada semua staf instalasi/ unit
radiologi.
S.6.P.1.
|
Ada rencana pengembangan staf dan program pendidikan dan program
pendidikan berkelanjutan untuk terciptanya pelayanan Radiologi sesuai kebutuhan
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran.
|
|
Skor
:
|
|
0 = Tidak ada perencanaan, tidak ada analisa
kebutuhan.
1 = Ada rencana tidak tertulis dan sifatnya insidentil. Tidak
berdasarkan analisa kebutuhan.
2 = Ada rencana tertulis, program hanya menyangkut staf dokter ahli
Radiologi, tidak berdasarkan analisa kebutuhan.
3 = Ada rencana tertulis, program bagi staf dokter ahli Radiologi dan staf
Radiographer, tidak berdasarkan analisa kebutuhan.
4 = Ada rencana tertulis, program bagi staf dokter ahli dan staf
Radiographer, berdasarkan analisa kebutuhan.
5 = Ada rencana tertulis program bagi staf dokter ahli dan staf
Radiographer, berdasarkan analisa kebutuhan dan ada evaluasi pelaksanaan
program.
|
|
|
DO
:
|
* Program pendidikan adalah program mendidik dokter spesialis Radiologi
dan radiographer.
* Program pendidikan berkelanjutan adalah pendidikan berkelanjutan untuk
meningkatkan kemampuan sesuai perkembangan ilmu.
|
|
|
CP
:
|
*
D
: 1. Analisa
kebutuhan.
2. Program.
3. Sertifikat /
Ijazah.
4. Evaluasi
pelaksanaan.
*
O
: --
*
W
: 1. Staf.
2. Ka. Instalasi/unit
kerja.
3. Ka. SMF.
|
|
|
Skor
:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Std.
7. EVALUASI DAN
PENGENDALIAN
MUTU.
Prosedur evaluasi akan menilai profesionalisme dalam pelayanan radiologi
imejing dan pengamalan etika profesi setiap staf.
Mekanisme dari prosedur ini dengan mengumpulkan data-data evaluasi agar
cara bekerja di bagian radiologi imejing lebih efektif dan pelayanan lebih
ditingkatkan agar tujuan bisa tercapai.
S.7.
P.1.
|
Ada evaluasi mutu pelayanan Radiologi oleh pasien dan para dokter yang
merujuk pasien.
|
|
Skor
:
|
|
0 = Tidak ada usaha evaluasi mutu.
1 = Evaluasi lisan dari pasien atau para dokter yang diteruskan kepada
Ka.SMF dan atau Ka.Instalasi Radiologi.
2 = Ada evaluasi tertulis dari pasien, tidak ada mekanisme evaluasi
profesionalisme dari para dokter.
3 = Ada analisa dari
evaluasi tertulis dari
pasien yang disampaikan kepada semua staf rumah sakit. Tidak
ada mekanisme evaluasi profesionalisme dari para dokter.
4 = Ada analisa dari
evaluasi tertulis dari
pasien yang diketahui
semua staf rumah sakit.
Ada
mekanisme evaluasi profesionalisme dari para dokter.
5 = Ada analisa dari evaluasi tertulis dari pasien yang diketahui semua staf
rumah sakit profesionalisme. Ada mekanisme evaluasi profesionalisme dari para
dokter dan ada tindak lanjut.
|
|
|
DO
:
|
* Evaluasi mutu pelayanan oleh pasien, misalnya melalui angket/ kotak
saran.
* Mekanisme evaluasi mutu profesionalisme oleh para dokter, misalnya
:
-
evaluasi
teknik / kualitas photograph.
-
evaluasi
teknik / kualitas pencucian.
-
evaluasi
ekspertise.
-
evaluasi
kecepatan pelayanan / ekspertise.
|
|
|
CP
:
|
*
D
: 1.
Angket.
2. Saran dari pasien.
3. Pedoman / mekanisme evaluasi mutu dari para
dokter.
*
O
: Pelayanan.
* W : 1. Staf dokter rumah sakit.
2.
Pasien.
|
|
|
Skor
:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
S.7
P.2.
|
Ada program peningkatan mutu pelayanan dan terlaksana dengan
baik.
|
|
Skor
:
|
|
0 = Tidak
ada program.
1 = Ada program peningkatan mutu tidak tertulis yang belum terlaksana dengan
baik.
2 = Ada program mengenai perbaikan tampilan administrasi dan pelayanan
hasil. Belum ada program peningkatan kualitas film / hasil pemeriksaan,
kecepatan pelayanan.
3 = Ada program mengenai perbaikan tampilan administrasi dan pelayanan hasil
serta kecepatan pelayanan. Belum
ada program peningkatan kualitas film / hasil pemeriksaan.
4 = Ada program perbaikan tampilan administrasi dan pelayanan serta
kecepatan pelayanan serta program peningkatan kualitas film / hasil pemeriksaan.
Program
belum terlaksana dengan baik dan tidak ada evaluasi.
5 = Ada program peningkatan mutu lengkap tentang tampilan administrasi,
kecepatan pelayanan, kualitas film / hasil pemeriksaan. Program
terlaksana dengan baik dan ada evaluasi.
|
|
|
DO
:
|
Program peningkatan mutu instalasi Radiologi adalah program peningkatan
:
-
mutu
tampilan administratip.
-
kecepatan
pelayanan.
-
kualitas
film, radiographer dan pencucian.
-
Perbaikan
SOP
- Program peningkatan ketrampilan staf sesuai Standar 6
(S.6).
|
|
|
CP
:
|
*
D :
Program.
*
O :
1. Hasil
pemeriksaan.
2.
Hasil ekspertise.
*
W :
--
|
|
|
Skor
:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
***
Rev. Maret 2007 ***
|